додому Без рубрики Rangkuman Berita Sains: Komet, Simpanse, dan Bahaya Luar Angkasa

Rangkuman Berita Sains: Komet, Simpanse, dan Bahaya Luar Angkasa

Rangkuman Berita Sains: Komet, Simpanse, dan Bahaya Luar Angkasa

Berita utama sains minggu ini mencakup beragam penemuan dan tantangan, mulai dari komet yang bisa berubah warna dan kemampuan kognitif simpanse hingga isu sampah luar angkasa yang membahayakan astronot yang semakin problematis. Berikut ini ikhtisar komprehensif mengenai perkembangan yang paling penting.

Komet Berubah Warna: Tontonan Surgawi

Dua komet telah menarik perhatian para astronom minggu ini karena menunjukkan perubahan warna yang tidak biasa. Komet 3I/ATLAS telah berulang kali menunjukkan warna kebiruan sejak penemuannya, kemungkinan besar disebabkan oleh potensi kebocoran gas seperti karbon monoksida atau amonia – meskipun hal ini masih belum dapat dikonfirmasi. Demikian pula, Komet C/2025 K1 (ATLAS), yang berada dalam jarak dekat yang berbahaya mengelilingi matahari, selamat dan bersinar dengan warna emas yang langka karena panas yang dihasilkan oleh kedekatannya dengan bintang kita. Peristiwa ini menyoroti sifat dinamis komet dan proses kimia kompleks yang terjadi di dalamnya.

Simpanse: ‘Berpikir Tentang Berpikir’

Penelitian baru menyoroti kemampuan kognitif simpanse, menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat metakognisi – kemampuan untuk memikirkan pemikiran mereka sendiri – yang memungkinkan mereka mempertimbangkan bukti dan menyesuaikan keputusan. Para ilmuwan membuat eksperimen di mana simpanse diberikan kotak berisi camilan, disertai dengan petunjuk. Yang penting, ketika dihadapkan dengan informasi yang bertentangan, simpanse mampu menilai kembali pengamatan mereka sebelumnya dan mengubah pilihan mereka, yang menandakan tingkat penalaran rasional. Penemuan ini menunjukkan bahwa simpanse memiliki tingkat kecanggihan kognitif yang sama dengan manusia.

Astronot Terdampar di Puing Luar Angkasa

Masalah sampah antariksa yang semakin meningkat di bumi menjadi sangat jelas ketika sebuah kapsul kembali Tiongkok yang membawa tiga astronot – Wang Jie, Chen Zhongrui, dan Chen Don – tertimpa puing-puing saat kembali ke Bumi. Kejadian ini memaksa para astronot yang ditempatkan di stasiun luar angkasa Tiangong sejak 24 April, menunda kepulangannya. Para pejabat sedang menyelidiki kerusakan dan menentukan apakah pesawat ruang angkasa itu aman untuk diterbangkan. Jika tidak, kru harus kembali ke stasiun luar angkasa dan menunggu modul kembali berikutnya.

Beyond the Headlines: Menghadapi ‘Doom Loops’ Iklim

Para ilmuwan iklim meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi pemanasan global yang dapat memicu serangkaian “titik kritis” yang dapat mengganggu stabilitas sistem bumi. Titik kritis ini mewakili ambang batas dimana perubahan akan terus berlanjut dan tidak dapat diubah, sehingga berpotensi menyebabkan kekacauan lingkungan yang meluas. Memahami dan menghindari titik kritis ini sangat penting untuk memitigasi dampak terburuk perubahan iklim.

Juga di Berita Sains

  • Ambang Batas Iklim: Dunia berada pada jalur yang tepat untuk melampaui ambang batas iklim 1,5°C dalam dekade mendatang, menurut laporan PBB baru-baru ini.
  • Krayon Neanderthal: Bukti menunjukkan bahwa Neanderthal menggunakan “krayon” yang terbuat dari batu selama Zaman Batu untuk gambar simbolis.
  • Terobosan Komputasi Kuantum: Para ilmuwan telah meluncurkan Helios, sebuah sistem kuantum inovatif yang mewakili kemajuan signifikan dalam kekuatan komputasi kuantum.
  • Penuaan dan Peradangan: Sebuah studi baru menantang keyakinan lama bahwa penuaan dan peradangan pada dasarnya saling terkait.

Sesuatu untuk Akhir Pekan

Bagi mereka yang ingin membaca lebih lama, berikut beberapa artikel menarik untuk dipelajari:

  • Kesalahan umum fotografi makro dan cara menghindarinya
  • Penjelasan ilmiah tentang apa jadinya jika manusia jatuh ke dalam lubang hitam.
  • Nasihat ahli toksikologi tentang kapan waktu yang aman untuk menghilangkan bagian makanan yang berjamur.

Sains dalam Video: Megakota Laba-laba

Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan penemuan menakjubkan di sebuah gua terpencil di Albania-Yunani: sebuah sarang laba-laba yang luas menampung sekitar 111.000 laba-laba. “Megacity laba-laba” ini, yang terdiri dari jaring berbentuk corong yang rumit, mewakili contoh perilaku kolonial pertama yang terdokumentasi dari dua spesies laba-laba umum – penenun corong lumbung Tegenaria domestica dan penenun lembaran Prinerigone vagans. Laba-laba ini berkembang biak dengan pola makan pengusir hama yang tidak menggigit, didukung oleh bakteri yang memakan belerang, sehingga menciptakan ekosistem yang tidak biasa di dalam gua yang gelap.

Berita sains minggu ini menyoroti keragaman penemuan luar biasa yang terjadi di alam semesta dan planet kita, sekaligus menyoroti tantangan mendesak yang dihadapi umat manusia.

Exit mobile version