додому Без рубрики Janji Neurotech Terikat Dengan Hype Silicon Valley

Janji Neurotech Terikat Dengan Hype Silicon Valley

Janji Neurotech Terikat Dengan Hype Silicon Valley

Neuroteknologi sedang mengalami lonjakan kemajuan yang luar biasa, dengan kemajuan luar biasa dalam memulihkan fungsi sensorik dan mengobati penyakit neurologis. Namun, perkembangan positif ini dibayangi oleh pengaruh besar para miliarder teknologi seperti Elon Musk dan Sam Altman, yang pernyataan besarnya tentang antarmuka otak-komputer sering kali mengalihkan perhatian dari manfaat nyata bidang medis.

Para ahli memperingatkan bahwa “ide-ide transhumanis yang bodoh” ini – yaitu visi untuk mengunggah kesadaran atau menggabungkan diri dengan AI – mendistorsi persepsi publik dan menghambat penerapan praktis neuroteknologi untuk kebaikan. Meskipun perusahaan seperti Neuralink memang mengembangkan implan otak yang inovatif, kecenderungan Musk untuk berfokus pada aplikasi luar biasa seperti telepati mengurangi potensi nyata yang dimiliki teknologi ini bagi pasien yang menderita kelumpuhan, ALS, penyakit Parkinson, atau kehilangan penglihatan.

Keterputusan ini bukan sekadar perdebatan akademis. Hal ini mempunyai konsekuensi nyata bagi penelitian dan regulasi.

Iming-iming “Mengunggah Pikiran”

Neuralink milik Musk dan Merge Labs milik Altman tidak sendirian dalam mengejar antarmuka otak-komputer yang ambisius. Pemain teknologi besar seperti Apple, Meta, dan Google juga telah mencurahkan sumber daya yang signifikan untuk penelitian neuroteknologi, dengan perangkat wearable yang bertujuan untuk memanfaatkan data saraf menjadi semakin lazim.

Namun, usaha-usaha ini sering kali menutupi manfaat yang lebih realistis dan langsung yang dapat ditawarkan oleh teknologi saraf.

Musk telah secara terbuka menyatakan keyakinannya pada antarmuka otak-komputer yang memungkinkan memori “diunggah” dan ditransfer ke tubuh robot – sebuah konsep yang mendekati fiksi ilmiah daripada kenyataan di masa depan. Altman, meskipun kurang vokal, telah mengungkapkan pandangan serupa tentang “penggabungan” masa depan antara manusia dan mesin yang dicapai melalui rekayasa genetika atau implan saraf. Fokus pada penggabungan dengan AI ini dipicu oleh ketertarikan industri teknologi terhadap singularitas, sebuah gagasan yang dipopulerkan oleh para futuris yang menyatakan bahwa kecerdasan buatan akan melampaui kemampuan manusia.

Narasi futuristik ini, meski menawan, namun menimbulkan kekhawatiran serius. Kritikus berpendapat bahwa hal ini dapat menyesatkan pemahaman masyarakat dan mendorong peraturan berlebihan yang menghambat inovasi dalam teknologi saraf yang benar-benar mengubah hidup.

Perbatasan Nyata vs. Bayangkan

Ada tiga cabang berbeda dalam bidang neuroteknologi:

  1. Peralatan Medis: Ini melibatkan implan dan chip yang dirancang untuk mengobati gangguan neurologis secara langsung, seperti memulihkan penglihatan atau memungkinkan orang yang lumpuh mengendalikan komputer dengan pikirannya. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, kategori ini mempunyai potensi besar untuk meringankan penderitaan akibat kondisi yang melemahkan.
  2. Perangkat yang Dapat Dipakai Konsumen: Area yang sedang berkembang ini mencakup perangkat seperti headphone dan kacamata EEG yang melacak aktivitas otak dan menafsirkannya melalui algoritme. Meskipun dipasarkan sebagai alat untuk produktivitas, peningkatan fokus, atau bahkan bermain game, dasar ilmiah atas efektivitasnya masih kontroversial, dengan penelitian terbatas yang memvalidasi klaim mereka.

Kekhawatiran muncul mengenai potensi penyalahgunaan perangkat ini untuk tujuan pengawasan, meskipun para ahli berpendapat bahwa teknologi saat ini tidak cukup canggih untuk secara andal menangkap berbagai aktivitas otak yang diperlukan untuk pemantauan individu yang akurat.
3. Aplikasi Fiksi Ilmiah: Domain ini mencakup tujuan jangka panjang yang ambisius seperti “pengunggahan otak” – mentransfer kesadaran ke komputer – atau membuat antarmuka komunikasi telepati. Meskipun secara konseptual menarik, ide-ide ini tetap berada dalam ranah fiksi ilmiah mengingat terbatasnya pemahaman kita tentang kesadaran dan kompleksitas biologis otak.

Perlunya Kemajuan yang Terfokus

Bahayanya terletak pada menggabungkan potensi neuroteknologi dengan narasi spekulatif yang dipicu oleh hype di Silicon Valley. Meskipun tujuan yang ambisius diperlukan untuk mendorong inovasi, penting untuk memprioritaskan komunikasi yang jelas tentang apa yang dapat dicapai dalam jangka pendek.

Para ahli menekankan bahwa fokus pada aplikasi praktis seperti mengobati penyakit neurologis menawarkan jalur maju yang lebih etis dan berdampak bagi neuroteknologi. Pengejaran berlebihan terhadap fantasi “transhumanis” berisiko mengalihkan sumber daya dan perhatian publik dari manfaat nyata yang secara drastis dapat meningkatkan kehidupan jutaan orang yang menderita karena kondisi yang melemahkan saat ini.

Exit mobile version