Bulan saat ini berada dalam fase Bulan Sabit Memudar, yang berarti ia hampir tidak terlihat di langit malam. Pada 17 Desember, NASA melaporkan hanya 2% permukaan Bulan yang diterangi, sehingga detail permukaan tidak dapat diamati tanpa peralatan khusus. Ini menandai akhir siklus bulan sebelum Bulan Baru memulai proses baru.
Memahami Siklus Bulan
Bulan mengorbit Bumi dalam waktu sekitar 29,5 hari, suatu periode yang disebut siklus bulan. Selama waktu ini, bagian Bulan yang terlihat oleh kita bergeser seiring dengan pantulan sinar matahari dari permukaannya. Meski hanya melihat satu sisi Bulan, area iluminasinya terus berubah, menghasilkan delapan fase berbeda.
Siklus ini bukan hanya tentang estetika; hal ini berdampak pada banyak sistem alam di Bumi, termasuk pasang surut air laut, perilaku hewan, dan bahkan beberapa ritme biologis.
Penjelasan Delapan Fase Bulan
NASA mendefinisikan fase bulan berikut:
- Bulan Baru: Posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga membuat sisi yang terlihat menjadi gelap.
- Bulan Sabit Lilin: Sepotong cahaya tipis muncul di sisi kanan (di Belahan Bumi Utara).
- Kuartal Pertama: Separuh Bulan diterangi di sisi kanan, menyerupai bulan sabit.
- Waxing Gibbous: Lebih dari separuh Bulan menyala, mendekati purnama.
- Bulan Purnama: Seluruh permukaan Bulan yang terlihat diterangi cahaya terang.
- Wing Gibbous: Cahaya mulai meredup di sisi kanan.
- Kuartal Ketiga (Kuartal Terakhir): Separuh kiri Bulan menyala.
- Bulan Sabit yang Memudar: Sepotong samar tertinggal di kiri sebelum menghilang ke dalam kegelapan.
Melihat ke Depan
Bulan Purnama berikutnya akan terjadi pada tanggal 3 Januari 2026, setelah yang terakhir terjadi pada tanggal 4 Desember 2025. Fase-fase Bulan merupakan siklus yang konstan, didorong oleh gerakan orbitalnya dan hubungannya dengan Bumi dan Matahari.
Memahami fase-fase ini memberikan kerangka kerja untuk melacak waktu dan mengapresiasi interaksi dinamis benda-benda langit di tata surya kita.


















